12/22/2017

SINOPSIS The Perfect Match Episode 1 PART 1

SINOPSIS The Perfect Match Episode 1 BBAGIAN 1


Penulis Sinopsis: Anysti
All images credit and content copyright: SET TV

DRAMA SEBELUMNYA || SINOPSIS Ice Binggoo
"Rasa asam, manis, pahit, pedas, sukacita, kemarahan, kesedihan, dan kebahagiaan adalah selera kita"
Hari itu cuaca sangat cerah. Seorang gadis berambut pendek, Wei Fenqing, berjalan lalu mengambil sebutir apel dari atas meja dan memakannya. Ia menghampiri meja dapur dan membuka tutup panci. Ia mencium uap masakannya. Ia akan menambahkan sesuatu kedalam panci itu. Tak jauh dari tempatnya, pembawa acara TV mengatakan dalam dunia kuliner sekarang ini, ada satu yang lulus dari Lee Cordon Blue di Perancis yang memebangkan beberapa kali penghargaan. Dia termasuk dalam peringkat 50 kepala koki muda terbaik di dunia. Juga dia memasak tanpa resep restoran, La Mure yang dinilai sebagai satu dari 10 restoran terbaik di Pasifik. Terutama karinya yang lezat. Kari Lobster adalah andalannya. Koki ternama


Beberapa koki menyajikan hasil masakannya dihadapan Huo Tingen. Tingen memperhatikan menu pertama dengan seksama. Ia mengulurkan tangannya meminta sendok. Ia hanya mencicipi satu suap. Sayang sekali, itu terlalu asin. Beralih kemenu yang kedua, Tingen nggak bilang apa-apa, sih tapi ia melempar sendoknya ke koki yang masak masakan itu. Tingen lalu berpaling dan melihat sebuah artikeL di ponsel, Xiaobin: Pasar Malam rakyat ala Huo Tingen. 


Kembali ke Wei Fenqing. Fenqing mencicipi masakannya habis itu dia mengambil bukunya. Kari keluarga Wei. Ia membacanya dengan seksama. Selama ia bekerja keras dan terus mencoba lagi, ia yakin akan berhasil suatu hari nanti. Ia berseru pada dirinya sendiri, tetap semangat!

Penyiar berita menyampaikan sekilas berita. Ada kecelakaan mobil di jalan bebas hambatan wilayah barat, yang melibatkan 3 buah mobil yang termasuk sebuah truck BBM. beruntung tidak menyebabkan ledakan. Nanti mereka akan melanjutkan laporan langsung dari tempat kejadian. 


Fenqing melepas celemeknya dengan gaya yang sangat keren. Ia lalu mengambil jaketnya dengan gaya yang lebih keren lagi. Ia menaiki motornya dan memakai helm kemudian melaju menyusuri jalanan. 


Di tempat lain, Tingen lagi asik membaca sebuah postingan, harga murah, makanan enak: Burger mini Kari udang. Jika kau nggak mampu membeli kari lobster di La Mure, maka makanlah Burger Mini-kari udang di Pasar Malam. Pasar Malam rakyat ala Huo Tingen. Artikel itu membuatnya bertanya-tanya seberapa bagusnya sesuatu itu dari sebuah pasar malam? 


Asisten Tingen, Peng Xiao Bin memanggilnya. Ia berjalan menghampiri Tingen. Apakah Tingen udah melihatnya? Ada versi tiruan darinya. Tingen memperlihatkan artikel yang baru aja dia baca pada Xiao Bin. Xiao Bin meledeknya yang kini juga terkenal di pasar malam. Tiangen lalu menanyakan apa maksud Xiao Bin mengirim artikel itu padanya. Apakah Xiao Bin bakal menuntutnya untuk Tingen atau...bergabung untuk bersenang-senang? 


Tiba-tiba mereka dialihkan oleh aroma aneh dari dapur. Tingen menanyakan apa yang dilakukan Jack. Tingen lalu melihat dasi Xiao Bin dan berkomentar kalo dia nggak cocok dengan dasi merahnya. Tingen lalu beranjak kedapur. Ia mengambil wajan milik Jack dan membuang isinya. Tingen menusuk daging itu menggunakan pisau. Tingen menanyakan ada apa dengan Jack. Ia ngin steak bukan dendeng. Kalo Jack nggak bisa masak beberapa seledri, nggak papa. Tapi ia bahkan nggak bisa mengelola untuk memasak sepotong steak setengah tengah matang dengan tepat. Tingen membuang daging itu. Jack sepertinya mau ngasih penjelasan tapi tiba-tiba aja dia jatuh. Tingen dan Xiao Bin panik nolongin dia. Seorang koki menghampiri dan ngasih tahu kalo tekanan darah koki hari ini agak tinggi. Tapi karena dia tahu ada pemesanan penting bagi ketua, dia bersikeras menyelesaikan tugasnya. Tingen nyuruh Jack melepaskan topinya. Tingen nyuruh Jack buat pergi ke dokter sekarang juga. Ia melarangnya kembali sebelum ia sehat. Jack mengangguk dan berterima kasih pada Tingen. 


Tingen nyuruh seseorang buat manggil taksi. Mereka membawa Jack pergi. Xiao Bin bertanya pada Tingen sekarang gimana? Tingen melangkah, Xiao Bin mengikutinya. Ia mengatakan kalo hari ini benar-benar penting. Hari ini Wakil Bu Komisaris khusus memesan tempat hanya untuk menjamu Dirut Meng dari PT. Pinle dan putrinya. Bagus, mereka nggak punya kepala koki lagi. Tamatlah mereka, pasti! Xiao Bin nyuruh berhenti kerja dan ambilin aja minum buat makan siang. Tingen berbalik menghadap Xiao Bin. Bukankah dia udah cuci tangan? Ia nyuruh Xiao Bin ngambil celemek buat dia pakai. Xiao Bin memperjelas, idolanya mengambil alih. Ya! 


Tingen memeriksa pekerjaan para koki, mulai dari Justin. Tingen menanyakan makanan dinginnya. Apakah tersambar topan? Tingen menyuruhnya untuk merapikannya. Xiao Bin datang dan memberikannnya celemek. Tingen memakainya sambil ngasih tahu Brian kalo hari ini dia bekerja bersamanya. Brian menjawab yes, Chef! Dengan sangat semangat. Habis itu Tingen beralih ke Vanesa yang sausnya terlalu kering hari ini. Tingen nyuruh dia buat menggantinya. Tingen juga nyuruh Tui buat ngeluarin piring-piringnya dulu. Terakhir Tingen minta pada Xiao Bin agar memberikan semua pesanan padanya. Ia menanyakan kenapa Xiao Bin masih berdiri disana. Xiao Bin mengatakan kalo Tingen sangat tampan. Tingen memberitahunya kalo dia akan segera muntah jadi ia nyuruh Xiao Bin buat pergi untuk menerima ibunya dan juga Dirut Meng. 


Tingen ngasih tahu sama semua staf dapur bahwa mereka udah lama nggak kerja sama dia jadi nggak perlu gugup. Karena ia hanya perlu satu persyaratan yaitu kecepatan. Jangan biarkan ibunya makan apapun  yang nggak enak. Oke? Sekarag bekerja! Serunya pada semua orang. Semua koki kompak menjawab yes, Chef! Dan mulailah kekacauan itu


Fenqing masih menyusuri jalanan dengan menaiki motornya. Ia berhenti saat melihat ada balon yang lepas. Fenqing menyalip mobil dan menangkap balon itu lalu memberikannya pada pemiliknya. Habis itu Fenqing kembali melanjutkan perjalanannya. Ia menyalip mobil merah dan melewati trotoar. 


Di tempat pasar malam lagi pada kehabisan tabung gas. Ah Wei ngasih tahu kalo bos menelpon mengabarkan ada kecelakaan disisi barat, mobilnya rusak jadi nggak bisa mengirim gas sekarang. Mereka kebingungan karena nggak ada gas. Ah Wei berinisiatif akan mencari gas di toko sekitar. Baru aja akan mencari, Ah Wei udah dikerubutin sama fans-nya yang minta foto bersamanya, pangeran pasar malam. Mereka tambah yakin kalo Ah Wei nggak akan bisa pergi. 


Bibi nyuruh Jinwang sebagai anak muda untuk pergi. Sebenarnya Jinwang ingin pergi tapi sayangnya hari ini dia naik bus. Jinwang malah nyuruh paman Rib yang pergi buat cari gas. Paman Rib protes, kenapa harus dia? Dia memakai sepeda. Ia kesana kemari kesana kemari, paman Rib menunjuk seseorang dan mereka semua langsung tersenyum melihat apa yang ditunjukkan oleh panan Rib. Itu Fenqing yang udah dapat gas. Ia mengangkat gas itu dan meletakkannya di depan semua orang. Mereka semua bersyukur dan berterima kasih pada Jagoan Qing. Ah Wei juga tersenyum melihat Fenqing. Paman Rib memuji Jagoan Qing yang sungguh hebat memilikinya. Bibi Yu juga memujinya dan menawarinya untuk makan tahu sutranya sepuasnya. Fenqing mengokekannya. Ah Wei menghampiri Fenqing dan memberinya handuk. Ia bertanya gimana Fenqing bisa tahu kalo tuan Chen nggak akan bisa mengantar gas sampai kesana? Fenqing mengatakan kalo ia melihat berita jam 4 dan memetiksa tuan Chen. Jadi ia pergi untuk mendapatkan satu tabung gas buat jaga-jaga. Mereka nanti akan membawakan beberapa tabung lagi dan Fenqing meminta semuanya buat nggak usah khawatir. Bibi Yu baru tahu kalo mereka bisa mengandalkan Fenqing. Fenqing menjawab, pasti! Semua masalah pasar malam adalah urusannya, Jagoan Qing. Semua orang pada tepuk tangan dan berseru, bravo! Fenqing menginstruksikan semuanya buat mulai. 


Mereka lalu kembali kegerainya masing-masing. Sebelumnya mereka ngumpul dulu buat menari. Duh udah kayak drama India aja ada nari-narinya segala. Itu adalah tarian pembukaan pasar malam. Setelah tarian usai, Fenqing secara resmi mengumumkan kalo pasar malam dibuka sekarang. Semua pada berseru gembira.


Di La Mure, 
Xiao Bin lagi cemas nunggu tamu penting malam itu. Ia terus melihat jam dan memperbaiki penampilannya. Nggak lama kemudian sebuah mobil datang. Xiao Bin membungkuk memberi hormat. Ia membukakan pintu mobil dan mengucapkan selamat malam pada Wakil Komisaris. Tak lupa Xiao Bin juga memuji penampilannya yang tampak lebih cantik. Benarkah? Wakil Komisaris menilai kalo Xiao Bin punya mulut manis. Wakil komisaris yang juga ibunya Tingen baru nyadar kalo anaknya nggak ada nyambut dia. Xiao Bin beralasan kalo Tiangen lagi...lagi mengawasi perkembangan didapur. Xiao Bin menunjukkan arahnya. Ibu Tingen memuji anaknya yang pasti tahu banget betapa pentingnya makan malam ini. Itu sebabnya dia secara pribadi mengawasi dapur. Itu harus, tambah Xiao Bin. Tapi ibu bertanya pada Xiao Bin, apa Tiangen juga tahu kalo putri Presdir Meng adalah Gina, seorang kritikus makanan? Xiao Bin memperjelas, putri Presdir Meng adalah Gina? Ibu Tingen membenarkan. Apa Xiao Bin nggak tahu? Xiao Bin menanyakan apakah dia orang yang selama ini di Eropa dan mengatakan untuk peringkat bintang lima untuk cita rasa dan saat ini sangat terkenal sebagai kritikus makanan dari Cina? Gina yang itu? Ibu Tingen membenarkan. Itulah dia. Ibu nyuruh Xiao Bin buat ngasih tahu Tingen agar menggunakan segala kemampuannya. Xiao Bin ngerti. 


Nggak berselang lama, datanglah Presdir Meng bersama anaknya Gina. Ibu Tingen langsung menyambutnya dengan sangat ramah. Presdir Meng mengucapkan terima kasih pada Haiwei, ibu Tingen atas undangannya. Ibu Tingen melarangnya terlalu formal. Ibu Tingen menanyakan apakah gadis yang ada disebelah Presdir Meng adalah...Gina? Presdir Meng membenarkan. Ibu Tingen menyapa Gina dan Gina juga menyapanya sebagai Wakil Komisaris Huo. Xiao Bin menjelaskan kalo hari ini Wakil Komisaris mereka khusus memesan tempat VIP agar mereka berdua dapat menikmati makan malam tanpa terganggu. Presdir Meng merendah, seharusnya ibu Tingen nggak perlu repot-repot. Ibu Tingen menyanggah karena mereka adalah tamu kehormatan. Ibu Tingen dan Xiao Bin mempersilakan Presdir Meng dan Gina untuk masuk. Ibu Tingen menggombal kalo Presdir Meng sangat beruntung karena memiliki putri yang sangat cantik. 


Kembali kedapur yang suasananya masih sangat sibuk. Xiao Bin datang sambil manggil-manggil nama Tingen. Xiao Bin ngasih tahu kalo wakil komisaris dan Presdir Meng keduanya udah ada disana. Ia nanya apakah Tingen tahu siapa putrinya? Tingen bakalan terkejut kalo Xiao Bin mengatakannya. Tingen kayaknya nggak tertarik gitu, dia sama sekali nggak nanggapin apa yang Xiao Bin katakan. Xiao Bin ngasih tahu kalo dia adalah Gina, kritikus makanan Asia terkenal. Gina...dia sangat tajam, tambah Xiao Bin. Tingen udah nggak tahan. Ia berbalik dan nyuruh Xiao Bin pergi. Mau atau enggak, dia udah mengganggu waktu kerjanya. Tingen ngasih tahu Brian kalo apa yang dia buat udah selesai dan nyuruh Brian buat ngambil alih. Xiao Bin nyuruh Brian buat melakukannya dengan benar. Habis itu Xiao Bin masih berusaha buat ngasih tahu Tingen kalo ketua kritikus untuk majalah kuliner dan minuman Anggur adalah Gina. Kalo Gina menulis ulasan yang bagus, itu hebat. Tapi kalo dia menulis ulasan yang buruk, itu adalah akhir bagi restorannya. Dengan demikian, mulut dan tulisannya juga luar biasa. Karena Gina bisa menggambarkan restoran Tingen seperti sebuah... Tingen menatap wajah Xiao Bin. Dengan sinis ia nanya apa Xiao Bin udah selesai bicara? Xiao Bin bilang iya. Tingen ngasih tahu dia kalo siapapun yang datang akan menerima yang sama. Makanan nggak dibuat hanya untuk kritikus makanan. Ia nyuruh Xiao Bin keluar. Xiao Bin dengan lemas nanya kenapa Tingen begitu marah sama dia? Tingen dengan senang hati ngasih tahu kalo Xiao Bin pengganggu. Xiao Bin pun segera keluar dari dapur setelah dapat julukan pengganggu. Setelah Xiao Bin pergi, Tingen nyuruh semua koki buat bekerja. Mereka kompak menjawab, yes, Chef! 


Di meja tamu, Gina memperhatikan restoran La Mure. Ayahnya mengatakan kalo semuanya udah terperinci, La Mure pasti hidup dengan namanya. Dia menciptakan restoran yang anggun. Gina tersenyum seolah mengiyakan. Wakil Komisaris merendah, ia merasa Presdir Meng terlalu memuji. Presdir Meng ngasih tahu anaknya kalo dia dengar, untuk makan disana, ia harus membuat reservasi tiga bulan dimuka. Gina merasa karena hal itu ia dan ayahnya harus berterima kasih pada Wakil Komisaris Huo. Ibu Tingen mengangkat gelasnya dan ngajak bersulang. Dengan sopan ia ngucapin selamat datang. 


Presdir Meng memuji Tingen yang berbakat. Di usia muda udah bisa mengurus restoran dengan baik. Itu buakn tugas sederhana. Ibu Tingen tersenyum mendengarnya. Sebagai ibunya, ia nggak mencoba memuji putranya sendiri tapi Tingen sangat bagus dalam pekerjaannya itu. Persdir Meng ngasih tahu kalo putrinya sekarang nggak punya kekasih, Tingen juga anak muda yang baik, ia pikir akan bagus kalo mereka berdua ketemu dan berbicara sedikit. Gina udah senyum-senyum aja, tapi ia ngingetin ayahnya kalo mereka kesana buat makan. Ibu Tingen tertawa, ia minta Gina buat nggak khawatir, hanya untuk mereka berdua berkenalan. Ia adalah kritikus makanan dan Tingen adalah Manager Umum restoran itu. Ibu Tingen yakin mereka bakal punya banyak topik pembicaraan. Gina mengangguk sambil tersenyum. 


Kembali kedapur dan suasananya masih sangat sibuk. Tingen berkeliling memeriksa hasil kerja para koki. Tingen menghampiri Fluffy, Tingen menyuruhnya mengaduk sampai mengembang, ia ingin ada banyak gelembung. Fluffy menjawab yes, Chef! Tingen beralih ke koki lainnya, ia menanyakan kenapa terlalu encer? Dia kan udah mengajarkannya caranya? Tingen menyuruhnya untuk membuat nggak terlalu encer. Tingen beralih ke Vanessa. Kali ini ia nyuruh buat menambahkan lebih banyak es untuk membekukan itu karena ia akan menggunakannya nanti. Vanessa mengiyakan. Tingen melepas celeneknya dan menyerahkan dapur pada Brian sementara ia akan bersosialisasi. Sebentar.


Tingen meninggalkan dapur menuju meja tamu. Ia menyapa ibunya dan meminta naaf udah membuatnya menunggu. Ibu bilang bagus kalo dia menyadarinya. Ia juga menyapa Presdir Meng. Lama nggak ketemu. Presdir Meng juga melakukan hal yang sama. Tingen melihat Gina. Dia pasti purinya, dan juga ketua kritikus majalah Kuliner dan Anggur, Nona Gina. Mereka saling sapa. Ibu menyuruh Tingen duduk. Tingen duduk dan berbisik pada ibunya apa yang ibunya mau lakukan? Gina menjelaskan kalo ia mungkin kasar, tapi ia harus menjelaskan dulu kalo hubungan pertemanan para orang tua hanyalah berteman baik. Tapi ketika itu datang untuk masakan, itu spesialisasinya. Ah, Tingen ngerti, tentu aja. Itu harus. Tingen tersenyum. Mereka pasti udah menunggu lama dan pasti udah lapar. Makanannya udah hampir siap. Tingen melihat Gina. Ia menanyakan apakah Gina punya makanan pantangan? Gina menggeleng. Bagus kalo begitu. Tingen bangkit, ia meminta semuanya untuk menunggu sebentar. 


Tingen kembali kedapur. Ia mengintruksikan pada mereka untuk menyajikan makanannya. Habis itu Tingen kembali lagi kemejanya bersama Gina dan ayahnya. Makanan pertama telah disajikan. Tingen memberitahu, itu adalah brokoli dengan hati angsa dalam saus aspik. Mula-mula mereka mencincang halus brokoli dan dimasak dengan dasar sup. Untuk memungkinkan brokoli untuk menyesap manis dari sup dan membuat kombinasi yang hebat dengan saus kering. Saat mereka memakannya, akan terasa hati angsa dengan sausnya dan rasa manis dari brokoli. Itu adalah dua rasa yang berbeda. Mereka mulai memakannya dan benar-benar menikmati rasanya. 


Masakan yang kedua, Sup bening jamur liar. Didalam manisan balon itu ada asap. Ketika supnya dituangkan, itu akan melelehkan manisan balon. Dan juga melelehkan asapnya ke dalam sup. Tingen memberitahu pada saat ini, ada rasa manis jamur liar tapi dengan bau yang ada dari aroma asap. Tingen meminta semua menikmatinya. Gina mulai menyendok dan tersenyum setelah merasakan rasanya. 


Makanan selanjutnya, makanan pembuka itu adalah salmon dalam anggur putih dengan saus sauerkraut beku. Tingen menggunakan air panas untuk memasak salmon itu sampai 80% matang. Kemudian dibungkus dengan jelly anggur putih. Ketika Presdir Meng merasakannya, saus sauerkraut akan merangsang seleranya. Itu akan meningkatkan aroma dan rasa penciuman. Hidangan itu bertindak sebagai pembuka adalah yang terbaik sebelum hidangan utama. Ibu Tingen menanyakan pendapat Presdir Meng. Presdir Meng nggak bilang apa-apa dan hanya tersenyum. Tingen pamit lagi. Ia akan menyiapkan hidangan utamanya. 


Di dapur, Xiao Bin lagi memeriksa kesiapan. Ia menanyakan lobster dan nasi kukus pada Brian, apakah udah selesai dimasak? Tingen datang. Brian melapor kalo lobsternya udah bersih dan  nasinya juga udah matang. Xiao Bin menghampiri Tingen dan bertanya kenapa Wakil Komisaris takut ia akan keluar kesana? Tingen mengaku nggak tahu. Mungkin karena Xiao Bin menjengkelkan. Xiao Bin rasa bukan. Tidakkah menurut Tingen itu sangat aneh? Tingen menatap Xiao Bin dan memberitahunya. Itu pasti aneh karena sebenarnya itu adalah sebuah kencan buta. (Wooo jadi Tingen udah tahu kalo sebenernya dia mau dijodohin sama Gina.) Xiao Bin malah senang dan meledek Tingen akan menikah. Tingen memintanya berhenti mengganggu didapur. Nggak apa-apa dia nggak keluar tapi Tingen memintanya jangan membuat keributan lagi. Xiao Bin berjanji nggak akan melakukannya. Ia sangat senang karena Tingen udah lama nggak punya pacar. Xiao Bin hanya ingin Tingen bahagia. Tingen udah nggak tahan. Ia meminta tolong pada Brian agar menjauhkan Xiao Bin 2m darinya. Brian akhirnya mendorong Xiao Bin. 


Tingen berjalan menjauhi Xiao Bin menuju anggur. Tingen menggunakan anggur itu untuk memasak lobster. Sehabis memasak lobster, Tiangen memasak nasi kari. Ia memasukkan bumbunya dengan sangat hati-hati hingga masakannya siap. Tingen bahkan menyajikannya sendiri kepada tamunya. Cara yang ia sarankan untuk makan itu adalah dengan menambahkan beberapa tetes Cognac pada otak lobster itu. Lobster melengkapi nasi safflower ketika ia makan mereka bersama-sama. Sambil mengunyah, rasakan aroma Brandy dengan kesegaran otak lobster. Itu akan membawa keluar manisnya beras safflower. Ditambah dengan kari, membentuk campuran rasa manis pada indra penciuman dan rasa. 


Tingen melihat ibunya, Presdir Meng dan juga Gina tampak sangat menikmati masakannya. Ia  menanyakan pendapat Gina tentang makanannya tersebut. Gina malah meminta Tingen buat mendatangkan Kepala Koki. Tingen bangkit. Ia menjelaskan sebenarnya kepala koki mereka hari ini sedang nggak sehat kemudian pulang. Ia adalah koki untuk hari ini. Namanya Huo Tingen. Tingen ngasih tahu ibunya kalo ia yang memasaknya hari ini. Presdir Meng tersenyum dan ibu mengacunginya jempol. Gina angkat bicara. Ia nggak pernah membayangkan bahwa Tingen bisa memasak makanan malam ini dengan sempurna. Itu juga seperti makanan yang elegan. Tingen menyatakan baik-baik aja. Bekerja di antara dapur dan restoran sudah biasa ia lakukan. Gina mengambil kartu namanya dan memberikannya pada Tingen. Namanya Meng Ruxi. Tingen juga memberinya kartu nama. Namanya Huo Tingen. Sementara para orang tua tersenyum melihat kedua anaknya. Tingen menjabat tangan Ruxi, senang berkenalan dengannya. Tingen mempersilakan Ruxi untuk duduk kembali. Tingen pamit lagi. Ia akan mempersiapkan makanan penutup. 


Tingen dan Xiao Bin sedang jalan di pasar malam. Xiao Bin senang Tingen telah menyelesaikan krisis restoran. Sebagai temannya, ia harus berterima kasih. Xiao Bin nggak akan berpanjang lebar, seorang temannya mendirikan pub baru. Ia nyuruh Tingen buat minum dan makan apapun, semua ia yang tanggung. Yang utama adalah akan ada banyak gadis-gadis yang panas. Tingen gerah. Apapun itu, bisakah mereka pergi? Xiao Bin mempertanyakan apa salahnya berada disana? Tiba-tiba mereka berhenti. Xiao Bin bertanya apa Tingen masih ingat? Sesuatu yang palsu itu disana. Xuao Bin mengingatkan, pasar malam rakyat, Burger mini kari udang ala Huo Tingen. Bisnis mereka berjalan dengan sangat baik. Xiao Bin bertanya apa Tingen mau memeriksanya? Tingen menolak dan meminta Xiao Bin berhenti membicarakan pasar malam didepannya. Ia hanya ingin pergi dari tempat itu. Saat ini ia merasa sangat terganggu. Tingen akan pergi lebih dulu. Tingen udah berjalan beberapa langkah. Xiao Bin memprotes kenapa wajah Tingen nggak menyenangkan setiap kali ia mengemukakan masalah itu. 


Tingen tiba-tiba berpaling saat mendengar seseorang berkata bahwa setiap hari adalah hari baik. Ia yang dari tadi pengen pergi malah masuk ke area pasar malam. Matanya tertuju pada seorang gadis berambut pendek yang sedang menawarkan kari udang. Gadis itu sibuk melayani pembeli. Tingen memperhatikannya dan teringat pada sesuatu. 

Flashback


Seorang gadis berambut pendek melayani pembeli dipasar malam. Setelah pembeli itu membayar, gadis itu berkata terima kasih dan semoga harimu indah dan selalu bahagia. 

Flashback end...


Tingen terdiam menatap Fenqing yang sangat mirip dengan seseorang. Penampilannya, gayanya, semangatnya, keramahannya benar-benar mengingatkannya pada orang itu. Tanpa sadar Tingen mengembangkan senyumnya. Fenqing menanyakan pesanan Tingen tapi Tingen nggak menanggapi. Fenqing menanyakannya sekali lagi tapi Tingen sama sekali nggak merespon. (Ya iyalah orang lagi melamun, ditanya, ya nggak bakal ngejawab...)

Bersambung...

Komentar:
Pertama kali nih nulis drama Taiwan. Untung episodenya nggak banyak-banyak banget, hanya durasinya panjang banget. Tapi nggak papa. Seneng, deh. Drama baru, belajar bahasa baru, kenal nama-nama baru, kebudayaan baru, dan lagi ini kan drama tentang memasak pasti nanti ada tips-tips tentang memasak gitu. 

Tingen kayaknya nggak suka sama pasar malam. Tapi tadi pas Tingen lihat Fenqing kayak ngingetin sama seseorang. Jangan-jangan cinta pertamanya??? Dan dari raut wajahnya ada kesedihan saat melihat Fenqing.

1 komentar


EmoticonEmoticon