2/22/2018

SINOPSIS Untouchable Episode 7 PART 1


Penulis Sinopsis: Cyntia
All images credit and content copyright: jTBC
Supported by: oppasinopsis.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Untouchable Episode 6 Part 3
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Untouchable Episode 7 Part 2

Ki Seo memerintahkan anak buahnya untuk membawa walikota yang adalah pamannya pergi. Joon Seo menunjukkan tanda pengenal Polisinya. Ki Seo berteriak dan mengulangi pemerintahnya, Para penjaga masih tetap diam.


Ketika salah satu penjaga melihat kea rah Paman Yong yang menganggukkan kepalanya, barulah mereka menyerang. Joon Seo berusaha melawan mereka semua.


Paman meronta dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi Ki Seo tidak peduli. Paman tetap dibawa masuk ke dalam mobil. Joon Seo kewalahan menghadapi anak buah Ki Seo, yang sebenarnya ada di bawah kendali Paman Yong.


Gyu Ho muncul di hadapan Ki Seo dan ingin mengatakan sesuatu. “Minggirlah, jika kau tidak ingin terbunuh juga,” kata Ki Seo. Ia terdiam dan tidak jadi bicara. Ki Seo kemudian masuk ke dalam mobilnya dan pergi.


Setelah Ki Seo dan mobil yang membawa paman pergi, penjaga yang semula memegangi Joon Seo melepaskannya. Mereka member hormat pada Joon Seo lalu pergi. Joon Seo juga masuk ke dalam mobilnya dan mengejar Ki Seo. Sedangkan Gyu Ho hanya terdiam tidak bisa melakukan apapun.

Joon Seo mengejar dengan kecepatan tinggi, namun kemudian dia melihat Ki Seo sudah mengehntikan mobilnya di tengah jalan dan menunggunya. Joon Seo pun turun dari mobilnya. Ki Seo bertanya apakah Joon Seo harus melakukannya itu semua. Joon Seo mengiyakannya.


Ki Seo lalu mengulurkan tangannya dan menyuruh Joon Seo memborgolnya. Joon Seo mendekat dan mengeluarkan borgolnya. Tapi kemudian ia menyimpannya lagi dan berkata, “Kau harus membungkam mulutku, Hyung.” Joon Seo lalu kembali ke mobilnya.


Detektif Choi membawa Yi Ra ke markas untuk menemui Joon Seo. Yi Ra berkata kalau dia sudah menemui Yoo Na Na dan menurutnya tidak akan mudah untuk menemukan dakwaan terhadap Ki Seo. Joon Seo mengerti. Ia meminta Yi Ra menghentikan kasus itu untuk sementara waktu.


Yi Ra berkata, “Kudengar Unnie Jung Hye memiliki tato.” Joon Seo terlihat tertarik.


Ki Seo mengintip paman yang dia sekap di dalam gudang. Setelah memastikan kalau paman belum sadarkan diri, Ki Seo pergi dari gudang.


Paman Yong bertanya apa yang akan Ki Seo lakukan. Ki Seo bilang ia kemarahannya sedang mencapai puncak.


Joon Seo dalam perjalanan pulang dan mobilnya berhenti karena terkena lampu merah. Ia mengingat pembicaraan bersama Yi Ra di markas tadi.


“Aku melihat tato di bahu Yoo Na Na. Karakter Bahasa Mandarin untuk kematian,” kata Yi Ra.


Karena masalah lampu merah, Joon Seo dikejar dan dihadang oleh sebuah mobil. Hingga akhirnya mereka berhasil menghentikan mobil Joon Seo. Tiga orang turun dari mobil itu dan memaksa Joon Seo keluar dari mobilnya.


Joon Seo melawan mereka bertiga. Namun, Joon Seo akhirnya ambruk setelah kepalanya dipukul kayu dari belakang. Joon Seo bangkit dan terus melawan. Ia berhasil menghajar mereka.


Dalam keadaan babak belur, Joon Seo pulang ke rumah. Ia mengambil gelas dan tangan Ki Seo dan memecahkannya. “Kenapa?! Kenapa kau lakukan itu?! Kenapa?!” tanya Joon Seo sangat marah. “Kenapa kau lakukan itu pada Jung Hye? Kenapa?”


Ki Seo: “Apa ini tentang gadis itu lagi?”
Joon Seo: “Jawab aku! Beritahu aku kenapa kau menaruh tato menjijikan itu di pundaknya?”
Ki Seo: “Dia melakukan sesuatu hingga pantas mendapatkannya saat itu.”
Joon Seo: “Dia istriku. Aku rela kehilangan nyawaku demi dia.”
Ki Seo: “Aku memberinya tato itu sebelum dia bertemu denganmu!” 


Mereka terus bertengkar dalam kesalahpahaman. Ki Seo bahkan bertanya apakah Joon Seo tidak pernah tidur bersama Jung Hye sampai-sampai tidak tahu mengenai tato di tubuhnya.


Joon Seo menarik kerah Ki Seo dan akan menghajarnya. Tapi ia tidak melakukannya dan akhirnya Ki Seo yang memukulnya. Tangan Joon Seo masih mengepal tapi dia tetap tidak membalas pukulan Ki Seo. “Pukul aku. Kenapa tidak bisa?” tanya Ki Seo. “Jika kau tidak memiliki keberanian utnuk memukulku, lari saja lagi dari rumah.”


Joon Seo melepaskan Ki Seo dan berkata, “Tunggu saja. Aku akan menemukan alasan untuk memukulmu.” Ia lalu pergi.


Di kamarnya, Ki Seo bertanya pada Ja Kyung bagaimana pendapatnya tentang Joon Seo karena dia sendiri merasa sakit dan lelah. Ja Kyung malah bilang kalau ia menyukai Joon Seo. Ki Seo bertanya apa yang disukainya. “Bukankah menyenangkan? Dia mengeluarkan luka yang kita sembunyikan dan membuat kita merasakan lukanya lagi,” kata Ja Kyung lalu naik ke kasurnya.


Ki Seo: “Dan kau menyukai itu?”
Ja Kyung: “Dia membuat kita sadar bahwa kita bukanlah mayat. Aku lelah. Bisakah kau pergi?”
Ki Seo: “Aku tidak mau pergi hari ini.”
Ja Kyung: “Kalau begitu terserah.”


Tapi akhirnya, Ki Seo pergi keluar dari kamarnya.


Gyu Ho datang ke gudang dan berkata kalau dia datang untuk memberikan suntikan diabetes pada paman. Penjaga akhirnya mengizinkannya masuk.


Paman bertanya suntikan apa yang dibawa putranya itu. Gyu Ho bilang itu hanya air. Dia juga mengatakan kalau Ki Seo berada di posisi dimana dia harus membunuh paman. Paman bertanya apa yang sebaiknya mereka lakukan.


Gyu Ho lalu mengeluarkan tali tambang. Gyu Ho bilang ayahnya baru bisa pergi jika berhenti bernapas. Paman terkejut.


Di markas, Detektif Goo menyampaikan hasil analisisnya tentang rekaman CCTV rumah sakit. Ia menemukan bahwa setelah Moon Shik diturunkan dari ambulance untuk diperiksa. Kemudian mayat Moon Shik dibawa naik lagi ke ambulance dan mereka membuat rekaman blackbox ambulance yang baru. Kemudian dibawa masuk lagi ke rumah sakit. 


Joon Seo berkata kalau dia sangat penasaran siapa yang ada di balik Kasat Park. Dia belum bisa mengira siapa orangnya di antara Tuan Goo, Ki Seo, atau Paman Yong.


Detektif Goo kemudian mengatakan kalau petugas ambulance yang melakukan manipulasi itu bernama Oh Jae Sung dan Kim Seung Ho memiliki masing-masing 4 dan 5 catatan kriminal obat-obatan.


Paman sudah memasang tali gantung di langit-langit. Ia naik ke atas kursi dan memastikan kalau ikatan talinya kuat. Ia memasukkan tali itu ke lehernya.


Sementara itu Gyu Ho sedang berjalan bersama Ki Seo menuju gudang tempat paman disekap. Ki Seo bertanya apa yang ingin pamannya itu sampaikan. “Aku tidak tahu, tapi ada hal yang ingin dikatakan olehnya untuk terakhir kalinya,” kata Gyu Ho lalu mengecek jam tangannya. “Dengarkan saja dia dan lakukan apapun semaumu terhadapnya. Keputusan akhirnya ada padamu, Hyung.”


Penjaga membuka pintu. Gyu Ho langsung berteriak, “Ayah! Ayah!” dan berlari menghampiri ayahnya. Gyu Ho berusaha menurunkan ayahnya yang sudah tergantung. “Kenapa? Ayah?! Tolong! Ayah..”


Gyu Ho lalu memberikan minum pada ayahnya. Paman berpura-pura menyesal harus membuat Ki Seo melihat kejadian tadi. Paman bilang ia tidak bisa menghadapi Ki Seo. “Apa kau sungguh menyesalinya?” tanya Ki Seo. Paman bilang ia sangat putus asa sampai ingin menggantung dirinya sendiri. “Kutanya kau satu hal. Seberapa jauh Joon Seo terlibat dengan kejadian baru-baru ini?”


Paman: “Apa? Apa kau…”
Gyu Ho: “Katakan yang sesungguhnya, Ayah. Bagaimana jika ada kesalahpahaman yang tidak perlu antara Joon Seo Hyung dan Ki Seo Hyung?”
Paman: “Hah? Joon Seo tidak ada hubungannya dengan ini.”


Ki Seo lalu pergi tanpa mengatakan apa-apa. Gyu Ho memanggilnya dan bertanya bagaimana dengan ayahnya. “Kau banyak menderita. Bawa dia pulang,” kata Ki Seo. Gyu Ho berterima kasih.


Setelah Ki Seo pergi, paman bertanya apakah Ki Seo mencurigai adiknya. “Biarkan saja. Biarkan dia curiga,” kata Gyu Ho. Paman khawatir, jika mereka terus terseret. “Ayah, kita ada di posisi ketiga di Bukcheon. Apa kau tahu bagaimana untuk mendapatkan tempat pertama? Kau harus memberikan pedang kepada mereka dan membuatnya saling berkelahi.”


Gyu Ho lalu menanyakan keadaan ayahnya dan mengecek lehernya. Paman merintih kesakitan, “Kupikir aku akan benar-benar akan mati.”


Bersama Joon Seo, Yi Ra mengajak Yoo Na Na bertemu di sebuah restoran. Yi Ra meminta maaf dan mengatakan kalau dia melihat tato di bahu Na Na. Yi Ra bertanya apakah Ki Seo yang memberikannya. Yi Ra meminta agar Na Na tidak memaafkannya begitu saja.


Na Na berkilah bahwa seperti perkatannya sebelumnya bahwa tidak ada yang terjadi antara dia dengan Ki Seo. Ia bilang tato itu dibuat atas keinginannya sendiri. “Aku berharap kau tidak membuat asumsi-asumsi yang aneh lagi,” kata Na Na lalu beranjak pergi.


Yi Ra: “Wanita dengan tato yang sama denganmu meninggal beberapa waktu lalu karena kecelakaan. Kami ingin melindungimu.”
Na Na: “Berapa banyak kalian bisa melindungiku? Satu bulan? Atau mungkin satu tahun? Lalu apa? Apa kau yakin bisa melindungiku seumur hidupku, Jaksa?”
Yi Ra: “Itu…”


Setelah Na Na pergi, Yi Ra menggerutu karena Na Na terus melindungi pelaku kejahatan. Joon Seo berkata itu karena Na Na menyadari bahwa tidak ada yang bisa menolongnya. “Seperti yang dilakukan Jung Hye dulu,” kata Joon Seo.


Di ruang kerjanya, Ki Seo bertanya apakah Paman Yong yang mengirimkan foto Joon Seo yang tengah bersama Kepala Jaksa kepadanya. Paman Yong menganggukkan kepalanya dan Ki Seo menanyakan alasannya.


Paman Yong berkata kalau mendiang Tuan Jang-lah yang menyuruhnya. “Dia menyuruhku untuk sellau mengawasi dan memeriksa Joon Seo,” kata Paman Yong.  Ki Seo lalu menatap foto Joon Seo lagi. Paman Yong terlihat tersenyum.

1 komentar

  1. Semangat unnie nulis sinopsisnya....
    Mungkin drama genre kayak gini emang jarang peminatnya, tpi aku slalu nungguin sinopsisnya kakak....
    Semangattt... 😍😍😍😍

    BalasHapus


EmoticonEmoticon