10/06/2018

SINOPSIS The Perfect Match Episode 5 PART 2

SINOPSIS The Perfect Match Episode 5 BAGIAN 2


Penulis Sinopsis: Anysti18
All images credit and content copyright: SET TV
Supported by: sinopsis-tamura.blogspot.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS The Perfect Match Episode 5 Part 1
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS The Perfect Match Episode 5 Part 3

Tingen dan Fenqing sudah di dalam mobil. Mereka sama-sama mabuk berat. Fenqing menegur Tingen dan menyuruhnya untuk berhenti bergerak. Tingen memberitahu kalo dia nggak bergerak. Ia menyalahkan sopir dan menyuruhnya untuk pelan-pelan saja karena mereka sedang nggak terburu-buru. 


Ah Wei menunggu Fenqing dengan cemas di rumahnya. Ia kesal karena sudah malam tapi Fenqing belum juga pulang. Ia bahkan nggak menelpon. Ah Wei sampai memarahi pot bunga yang senyum seolah itu adalah Fenqing. Seorang pria dan wanita pergi bersama sampai selarut ini. Dan lagj pesta koktail sangat berbahaya. 


Ah Wei lalu duduk sambil menatap pot itu. Ia bertanya kenapa Fenqing belum pulang? Mendadak Ah Wei jadi menyesal. Kalo dia tahu akan begini, ia akan pergi dengan Fenqing. Lebih baik seperti itu daripada merasa gelisah. 


Ah Wei mendekati pot itu. Ia menyadari kalo ia pergi, nggak akan ada gunanya juga. Fenqing adalah pasangan orang lain malam ini. Kalo ia pergi, maka ia hanya akan melihat Fenqing bicara dengan orang lain. 


Sedetik kemudian Ah Wei sadar kalo itu nggak mungkin. Kenapa dia malah bicara dengan tanaman? Apa dia sudah g*la? Nggak peduli apa, ia meminta tanaman itu untuk menemaninya sampai Fenqing pulang. 


Hari sudah berubah pagi tapi Tingen masih tidur. Fenqing mengangkat tangannya dan meletakkannya di wajah Tingen. Lah, mereka tidur bersama? Tingen terbangun dan terkejut lihat Fenqing di sampingnya. Terlebih lagi saat lihat Fenqing memakai bajunya. Fenqing bangun dan terkejut lihat Tingen. Ia lalu merebut selimut Tingen. Tingen melarangnya teriak dan memberitahu kalo dia nggak pakai baju. Ia pun kembali menarik selimutnya. Fenqing menolak dan mendorong wajah Tingen agar ia menjauh. Dasar m*sum! Tingen mencoba mengingatkan kalo itu adalah rumahnya dan selimut itu miliknya. 


Fenqing terus mendorong Tingen sampai ia terjatuh dari tempat tidur. Tingen nggak terima. Ia merasa kalo Fenqing keterlaluan. Kenapa Fenqing mendorongnya? Fenqing juga marah. Siapa suruh Tingen telanjang? Dasar m*sum! Tingen kembali mengingatkan kalo itu rumahnya. Itu adalah kebebasannya mau ia telanjang apa enggak. Tapi intinya kenapa Fenqing memakai pakaiannya dan tidur di tempat tidurnya? 


Fenqing melihat pakaiannya dan baru sadar. Ia bertanya kenapa ia memakai pakaian Tingen? Tingen juga penasaran akan hal itu. Ia mengingatkan kalo Fenqing memakai bajunya jadi dia telanjang. Ia lalu menarik selimut itu dari Fenqing. Tingen melihat kalo Fenqing juga memakai celana pendeknya. Fenqing segera turun ke sisi sebaliknya. Tingen kembali menanyakan apa yang Fenqing lakukan? Kenapa dia ada di rumahnya? Fenqing mengaku juga nggak tahu. 

Flashback...


Fenqing yang mabuk melepaskan sepatunya. Ia juga membantu Tingen untuk melepaskan dasinya. 

Flashback end...


Tingen dan Fenqing sudah lebih tenang. Mereka memikirkannya bersama-sama di atas tempat tidur. Tingen bertanya kenapa mereka ingin melepas pakaian? Fenqing juga nggak tahu. Mereka lalu saling menatap lalu menjauh. Fenqing merasa kalo semuanya sudah jelas dari awal. Tingen malah bertanya apa yang jelas? 

Flashback...


Tingen dan Fenqing di dalam mobil. Mereka melihat hadiah dari presdir Wang untuk mereka. Dom PÄ—rignon, apa Fenqing tahu apa artinya? Tingen memberitahu kalo itu adalah rajanya sampanye. Fenqing mengaku ingin meminumnya. Tingen melihat tahunnya, 2003. Ia merasa kalo itu nggak buruk. Harganya mungkin sekitar NT$20.000 sampai NT$30.000. Fenqing merasa itu sangat mahal dan Tingen malah memberikannya padanya. Fenqing merasa senang. 


Tingen bertanya apa Fenqing tahu makanan apa yang cocok untuk meminum itu? Ia memberitahu kalo Fenqing harus meminumnya dengan kaviar. Sesuap kaviar dan seteguk sampanye, voila. Tingen memberitahu kalo Fenqing akan merasa seperti ia berenang di lautan yang dalam, dan sangat menyenangkan. Fenqing merasa kalo itu pasti sangat menyenangkan tapi ia mengaku nggak punya itu. Tingen memberitahu kalo ia punya itu di rumahnya. Tingen lalu mengajak Fenqing ke rumahnya. 

Flashback end...


Tingen dan Fenqing duduk di tepi tempat tidur. Fenqing bisa mengingat kalo setelah itu mereka ke rumah Tingen. Tiba-tiba bel pintu bunyi. Mereka bertanya-tanya siapa yang datang pagi-pagi gini? Mereka jadi panik. Tingen menyuruh Fenqing untuk sembunyi. Fenqing nggak tahu mesti sembunyi di mana. Ia malah mau sembunyi di tempat tidur. Tingen menegurnya kalo ia sembunyi di sana maka akan ketahuan. Ia menyuruh Fenqing untuk sembunyi ke pojok. 


Tingen mau berpakaian dulu tapi rasanya nggak akan sempat. Sedetik kemudian dia baru sadar kalo ia hanya perlu menutup pintunya. Ia lalu meminta Fenqing untuk tetap di kamarnya sementara ia akan membukakan pintu. 


Tingen melangkah menuju pintu dan melihat siapa yang datang. Ia adalah ibunya. Ibu menatap Tingen dan merasa heran dengan penampilan anaknya. Tingen baru ingat dengan ikat rambut Fenqing dan melepaskannya. Ia memberitahu ibunya kalo itu bukan apa-apa. Ia bertanya kenapa ibu datang? 


Ibu masuk. Ia memberitahu kalo ia sedang lari jadi ia mampir. Tingen berusaha menghentikan ibunya. Ibu lari sampai ke rumahnya. Ia merasa kalo ibu pasti kelelahan. Tapi kenapa ibu sama sekali nggak keringetan? Ibu beralasan kalo ia nggak lari secepat itu. Lagian orang tua harus lebih sering olahraga. Ibu baru sadar kalo Tingen sedang nengalihkan perhatiannya. Ibu lalu menanyakan jam beraoa Tingen pulang semalam? Apa ia bersama Ruxi? Tingen asal mengiyakan. Ia pulang larut malam dan minum semalaman. 


Ibu nampak senang mendengarnya. Terlebih saat melihat ada dua gelas di meja. Tingen buru-buru memberitahu kalo setelah pulang, seorang pria datang ke rumahnya untuk berpesta. Dan itu adalah noda dari pelembab bibir teman prianya. Pelembab yang punya warna. 


Ibu lalu melangkah ke kamar Tingen. Tingen menghadangnya. Ia bertanya sebenarnya ibu mau kemana? Ibu memberitahu kalo nenek ingin Tingen mengunjunginya kalo ada waktu. Tingen mengiyakan. Ia akan mengunjungi nenek. 


Tingen lalu menarik ibu menjauh dari kamarnya. Ia merasa kalo berlari pasti sangat berat untuk ibu. Tingen menawarkan akan mengambilkan minum untuk ibu dan menyuruh ibu untuk duduk. Ibu terkejut lihat ada gaun di sofa dan bertanya apa itu? Tingen memberitahu kalo itu adalah syal. 


Ia mengambil syal itu dan memakainya. Itu adalah syal besar yang ditinggalkan oleh teman prianya. Itu bukanlah apa-apa. Ibu hanya tertawa. Ia lalu bertepuk tangan. Ibu lalu pamit. Dia nggak akan mengganggu anak muda. Tingen memberitahu kalo dia sendirian di rumah. Dan nggak ada siapa-siapa lagi di rumahnya. 


Ibu menatap Tingen dan mengaku mengerti kalo burung yang bangun pagi bisa menangkap cacing. Ia memberitahu kalo nenek sudah lama menunggu untuk menggendong cucu. Semiga berhasil. Tingen memberitahu kalo dis nggak punya pacar. Apanya yang mau digendong? Ibu hanya meminta Tingen untuk melakukan yang terbaik lalu pergi. 


Tingen kembali ke kamarnya dan memberitahu Fenqing kalo ibunya sudah pergi. Fenqing marah pada Tingen. Kenapa Tingen menyembunyikannya seolah ia nggak boleh terlihat? Tingen membenarkan kalo Fenqing nggak boleh terlihat. Kalo ibunya melihat pacarnya adalah seseorang seperti Fenqing maka itu akan menjadi buruk. Fenqing nggak terima. Memangnya dia kenapa? Tingen memberitahu kalo Fenqing nggak begitu tinggi. Fenqing memberitahu kalo tingginya 163 cm. Tingen juga nggak begitu tinggi. Tingen tersenyum, seenggaknya tingginya 177 cm. Ia lalu mengingatkan kalo yang terjadi semalam adalah... . Mereka melihat ke atas dan membayangkan. 

Flashback...


Tingen menyuruh Fenqing untuk menutup matanya. Ia lalu menyuapkan sesuatu ke mulut Fenqing. Ia lalu menyuruh Fenqing untuk segera meminum sampanye. Tingen bertanya apa Fenqing merasa seperti berenang di lautan? Apa sangat menyenangkan? Fenqing tersenyum dan memberitahu kalo ia adalah seekor ikan. Mereka lalu tertawa bersama. 


Fenqing bertanya apa dia hebat hari ini? Hari ini ia berhasil mempertahankan reputasi La Mure. Tingen tersenyum menatap Fenqing dan memberitahu kalo Fenqing melakukannya dengan sangat baik. Itu artinya Fenqing punya naluri yang tajam. Nggak salah ia menilai Fenqing. Fenqing adalah juru masak yang berbakat yang hanya bisa ditemukan sekali dalam seratus tahun. 


Fenqing tiba-tiba meletakkan tangannya di pipi Tingen. Ia menasehati agar Tingen lebih sering tersenyum. Ia merasa kalo Tingen sangat manus saat tersenyum. Tingen tersenyim dan mengiyakan. Fenqing lalu kembali mengambil gelasnya dan ingin merayakan kesuksesannya mempertahankan reputasi La Mure dan pertama kalinya ia dipuji sebagai perwakilan La Mure. 


Habis minum, Tingen  merasa panas. Fenqing juga merasakan hal yang sama. Fenqing mengaku ingin melepas gaunnya. Tingen merasa kalo bukan ide yang bagus kalo Fenqing ingin melepaskan gaunnya. Fenqing nggak mau mendengarkannya dan tetap melepaskannya. Ia bahkan membantu Tingen melepaskan pakaiannya. 


Tingen mengaku nggak bisa melepaskan bajunya kalo enggak maka ia akan merasa malu. Fenqing menertawakannya. Berapa umurnya masih merasa malu? Tingen memberitahu kalo dia nggak seserius seperti kelihatannya. Ia menawarkan kemeja putih di kamar dan akan mengambilkannya untuk Fenqing. Fenqing mengangguk mengiyakan. 

Flashback end.. 


Fenqing mengangguk mengingatnya. Mungkin memang itu yang terjadi semalam. Tapi kenapa Tingen tidur telanjang di sampingnya? Tingen mengingatkan kalo itu rumahnya. Rumahnya hanya punya satu kamar dan satu tempat tidur. Masuk akal kan kalo dia tidur di kamarnya walaupun dia nggak mabuk. Fenqing merasa kalo itu masuk akal. Tapi apa iya Tingen biasa tidur dengan bertelanjang? 


Tingen merasa kalo mereka nggak harus membicarakannya sekarang. Terserah Tingen dong dia mau pakai pakaian apa enggak pas tidur. Fenqing tersenyum dan mengatakan kalo dia juga nggak tertarik. Fenqing mengeluh kalo badannya sakit semua. Ia menanyakan apa yang ia lakukan semalam? Tingen mengingatkan kalo semalam dia juga mabuk. Gimana dia bisa mengingatnya? Fenqing kembali mengeluh kalo kepalanya sakit. Apa itu rasa sakit setelah mabuk? 


Tingen memberikan sesuatu pada Fenqing dan menyuruhnya untuk meminumnya. Fenqing menerimanya. Tingen memberutahu kalo ia yang membuatnya. Itu adalah kombinasi dari praktek-praktek tradisional Cina dan Barat. Itu adalah sup energi yang bisa meringankan sakit pada tubuh dan memelihara tubuh. Ia menyuruh Fenqing meminumnya untuk menghilangkan mabuk. Tingen sendiri juga meminumnya. 


Tingen merasa kalo tadi malam pasti sangat sulit buat Fenqing. Ia menyuruh Fenqing untuk beristirahat hari ini dan dia nggak perlu berangkat kerja hari ini. Fenqing enggan. Bukannya Tingen bilang akan mengajarinya selama 7 hari? Kalo ia libur artinya ia menyia-nyiakan satu hari. Fenqing mengaku nggak ingin membuang-buang hari lagi. 


Tingen nggak setuju kalo kemarin dibilang sebagai hari yang sia-sia. Tingen memberitahu kalo kemarim ia  membiarkan Fenqing menyaksikan peristiwa yang besar dan hal itu bisa mengembangkam pengetahuan Fenqing. Dan lagi saat Tingen bilang akan mengajari Fenqing selama 7 hari, maka akan menjadi 7 hari. Ia hanya akan mengembakikan hari-hari yang hilang. 


Fenqing bercanda, daripada mengembalikan hari yang hilang, mending Tingen memberinya uang tunai. Tingen memberitahu kalo itu nggak lucu. Fenqing nggak ingin ia mengembakikam hari-hari itu? Ya sudah, ia lalu menyuruh Fenqing untuk bersiap pergi kerja. 


Fenqing berbalik dan terkejut lihat sudah jam 7 pagi. Ia malah marah pada Tingen karena nggak memberitahunya kalo sekarang sudah sepagi itu. Ia takut ibunya akan menghukumnya sampai mati. Fenqing hendak pergi tapi Tingen memanggilnya. Ia menyuruh Fenqing untuk meminumnya lalu mengembalikan gelas itu padanya. Dan lagi apa Fenqing ingin pulang dengan pakaian seperti itu? Fenqing melihat pakaiannya dan baru sadar kalo apa yang dikatakan Tingen benar. 

Bersambung...


Komentar:
Wah parah nih Tingen sama Fenqing. Mereka mabuk dan menghabiskan malam bersama. Gimana nanti kalo Ah Wei dan Ruxi sampai tahu? Bisa jadi tambah patah hati deh. 

Salam
Anysti18
Comments


EmoticonEmoticon