10/26/2018

SINOPSIS The Perfect Match Episode 9 PART 3

SINOPSIS The Perfect Match Episode 9 BAGIAN 3


Penulis Sinopsis: Anysti18
All images credit and content copyright: SET TV
Supported by: sinopsis-tamura.blogspot.com

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS The Perfect Match Episode 9 Part 2
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS The Perfect Match Episode 9 Part 4

Fenqing mencicipi masakannya. 

Flashback...


Tingen dan Xiaobin berdiri di samping Fenqing untuk meminta maaf pada pelanggan. Tingen mengakui kalo itu adalah salahnya karena nggak bisa mengajari karyawannya dengan baik. Mereka membungkuk meminta maaf. Fenqing melihat mereka dan akhirnya ikut membungkuk dan meminta maaf. 


Kamu membuatku tenang, berani dan mengikutimu. 


Tingen memberitahu kalo kari yang dibuat oleh seseorang tanpa ketulusan nggak akan pernah terasa enak. Tingen menyuruh Fenqing untuk pergi. Ia berbalik dan meninggalkan Fenqing. Fenqing mengejar Tingen dan memohon agar dibiarkan tinggal. Ia janji akan bekerja keras. Tingen meremehkan. Apa Fenqing bisa menjamin? Kalo nggak bisa, maka Fenqing bisa menyelesaikan masalahnya lalu kembali. Kalo enggak ya nggak akan ada gunanya. 

Flashback end...


Fenqing berpikir kalo mungkin saja setelah ujian berakhir ia akan meninggalkan La Mure. Ia juga harus berusaha menyelesaikannya. Ia nggak boleh mengecewakan kerja keras chef. Tingen menatap Fenqing dengan cemas. 


Ah Wei berdoa di hari ulang tahunnya, ia ingin permohonan ketiganya terkabul. Ia berharap Wei Fenqing bisa lulus ujian. Ia yakin kalo Fenqing pasti bisa karena Fenqing pernah janji padanya kalo ia akan membuat harapannya jadi nyata. Jadi ia pasti bisa melewati ujian itu tanpa halangan. 


Tingen dan Xiaobin terus memperhatikan Fenqing. Xiaobin merasa kalo langkah yang Fenqing ambil sepertinya kurang tepat. Apa Tingen akan kesana dan menasehatinya? Tingen merasa kalo itu nggak perlu. 


Fenqing menatap Tingen lalu menuangkan safron. Tingen tampak tegang menunggu hasilnya. 


Fenqing menata masakannya dengan sangat hati-hati. Ia lalu menyajikannya dan mempersilakan Tingen untuk memberi penilaian. Xiaobin berpendapat kalo itu tampak sangat lezat. Tingen maju dan menatap Fenqing tajam. Ia lalu mengambil garpu dan mencicipi lobsternya. Fenqing menunggu hasilnya dengan cemas. Tingen lalu mencicipi nasinya. Ah Wei dan yang lain juga ikutan tegang. 


Ah Wei bertanya kenapa Tingen nggak bilang apapun? Gimana rasanya? Apa rasanya enak? Tingen memberitahu kalo keterampilan pisau Fenqing nggak terlalu baik. Presentasinta cukup kreatif. Keseluruhan rasanya nggak begitu beragam. Fenqing menanyakan artinya. Tingen melanjutkan kalo semua itu bisa Fenqing perbaiki perlahan-lahan di masa yang akan datang. 


Ah wei mau protes tapi dipotong oleh Xiaobin. Apa dia nggak tahu bahasa mandarin? Tingen tadi mengatakan kalo hal itu bisa diperbaiki di masa yang akan datang. Sekali lagi Xiaobin mrnekankan, di masa yang akan datang. Artinya sekarang dia sudah lulus. Ah Wei menanyakannya ke Tingen.


Tingen terus menatap Fenqing yang juga menatapnya. Ia lalu mengatakan kalo Fenqing lulus. Fenqing tersenyum. Ah Wei, Zhen Zhen, Nai Nai dan Xiaobin berteriak gembira. Fenqing meraih tangan Ah Wei dan menggigitnya. Ah Wei berteriak kesakitan. Apa yang Fenqing lakukan? Fenqing merasa kalo itu nyata. Ia lalu memeluk Ah Wei dan yang lainnya. 


Tingen menatap mereka sambil senyum. Fenqing melihat Tingen beranjak pergi. Ia mengambil sebuah catatan dari dalam sakunya lalu membuangnya dan pergi. Fenqing penasaran dan mengambilnya dan membacanya. Lulus!! Selamat. Chef H. Fenqing tersenyum. 


Tingen sebelumnya memintanya untuk percaya padanya. Ia akan menjaga Fenqing. Dia juga nggak akan menyakitinya. 


Fenqing bertanya-tanya apa Tingen sudah menyiapkan itu? Apa Tingen sangat percaya padanya kalo ia akan lulus? Terima kasih. 


Fenqing dan teman-temannya merayakan kelulusan Fenqing dengan berkaraoke bersama. Mereka bernyanyi dengan gembira tapi Tingen hanya duduk saja sambil minum. Nai Nai menghampiri Tingen dan bermaksud minum bersamanya karena membosankan minum sendirian. Nai Nai mengajaknya bersulang tapi Tingen malah mengambil gelas Nai Nai dan meminumnya sendiri. Nai Nai kecewa lalu mendatangi Zhen Zhen dan memeluknya c


Ah Wei lalu menarik Fenqing untuk duduk dan mengajaknya minum. Ia menyelamatinya karena sudah lulus. Tingen menatap kedekatan mereka dan merasa iri. Lebih-lebih saat melihat mereka melakukan salam mereka. 


Fenqing lalu kembali bernyanyi bersama teman-temannya. Ah Wang menghampiri Ah Wei. Ia merasa kalo keinginan Ah Wei untuk malam ini akan baik-baik saja mengingat betapa bahagianya Fenqing malam ini. Ah wei mengatakan kalo selama ia bisa membuat Fenqing bahagia selamanya, itu adalah keinginan terbesarnya. 


Tingen menatap Fenqing yang tampak sangat bahagia bersama teman-temannya. Ah Wang memberitahu kalo Fenqing milik Ah Wei. Ah Wei mengajak Ah Wang untuk bersulang. Xiaobin menghampiri Tingen dan menyanyikan sebuah lagu untuknya. Ah Wei dan Ah Wang bangkit. Ah Wei merebut mic Xiaobin dan memberitahu kalo ia yang akan menyanyikan lagu itu karena ia yang memesan lagu itu untuk Fenqing. Xiaobin nggak terima dan jadilah merrka bertengkar. 


Nai Nai menarik Fenqing dan menanyakan apakah Huo Tingen punya pacar? Atau apakah ia menyukai pria? Dia muda dan kaya gimana bisa nggak melihat pesonanya? Nai Nai lalu menyuruh Fenqing untuk menanyakannya pada Tingen. Ia lalu menarik Fenqing untuk duduk di samping Tingen. Nai Nai memberitahu kalo Fenqing ingin menanyakan sesuatu. Ia lalu pergi meninggalkan mereka. 


Tingen menanyakan apa yang ingin Fenqing tanya padanya? Fenqing agak bingung gimana bilangnya. Ia akhirnya bertanya apa Meng Ruxi adalah pacar Tingen? Tingen menggeleng lalu meminum minumannya. Fenqing bertanya lagi apakah ada orang yang Tingen suka? Tingen mrnatap Fenqing. Mereka saling menatap lama. 


Tingen lalu meminta Fenqing untuk ikut dengannya. Ia menarik Fenqing keluar. Ia mendorong Fenqing di dinding. Fenqing panik. Apa yang Tingen lakukan? Tingen menatap wajah Fenqing dalam-dalam. Fenqing nampak takut. Ia hendak pergi tapi Tingen menahannya dan memerangkapnya. 


Tingen maju dan tahu-tahu mencium Fenqing lama. Ia bahkan memegangi tangan Fenqing agar ia nggak bisa pergi. Tingen akhirnya melepaskan Fenqing dan mengaku menyukainya. Fenqing nampak syok. Ia menanyakan apa yang Tingen katakan padanya? Tingen mengulangi kalo ia menyukai Fenqing. 


Tingen mundur selangkah. Fenqing masih bingung. Apa yang Tingen lakuin? Ia memberitahu kalo itu adalah ciuman pertamanya. Tingen memberitahu kalo itu juga pertama kalinya dia bersikap nggak sopan pada wanita. Tingen menyalahkan Fenqing. Itu semua karena Fenqing. Fenqing bertanya kenapa Tingen begitu? Itu adalah pelecehan di tempat kerja. 


Tingen memberitahu kalo setelah hari ini berlalu hal itu nggak akan dihitung lagi. Tingen menatap Fenqing dan memberitahu kalo Fenqing berada dalam masalah dan butuh bantuan, maka ia bisa kembali ke La Mure. Fenqing bisa mencarinya kapanpun. Fenqing nggak ngeh. Kenapa ia harus mencari Tingen? Ia nggak akan kembali ke La Mure. Tingen tersenyum perih. Benarkah? Sayang sekali. 


Ah Wei keluar mencari Fenqing. Ia memanggil-manggil Fenqing. Tingen mendengarnya lalu meninggalkan Fenqing. Ia bertemu dengan Ah Wei yang menanyakan Fenqing. Tingen nggak menanggapinya dan terus berjalan. 


Ah Wei lanjut mencari dan menemukan Fenqing sedang bersandar di dinding. Apa yang Fenqing lakukan? Kenapa pergi begitu lama? Apa yang mereka lakukan? Fenqing mengatakan kalo Tingen memberitahunya sebuah cerita. Ah Wei heran mendengarnya. Menurutnya Tingen bisa bernyanyi kalo dia ingin. Cerita apa yang dia ceritakan? Fenqing nggak bis menjawabnya. Bukan apa-apa. Ah Wei lalu mengajak Fenqing untuk pergi dan bernyanyi. 


Orang-orang bernyanyi dengan gembira tapi Fenqing dan Tingen hanya duduk sambil melamun. Fenqing menatap Tingen. Tingen juga menatap Fenqing tapi Fenqing malah buru-buru berpaling. 


Ah Wei mendatangi mereka. Ia merasa kalo ada yang aneh. Ia menanyakan apa yang Tingen lakukan pada Fenqing? Kenapa mereka keluar lama sekali? Tingen menyuruh Ah Wei untuk bertanya pada Fenqing. Ah Wei kesal. Ia memberitahu kalo Fenqing bilang Tingen menceritakan sesuatu. Cerita apa? 


Tingen menunjuk bibirnya. Ah Wei nggak ngeh. Ia menatap Fenqing dan menanyakan apa maksudnya itu? Sambil nunjuk bibir seperti Tingen. Fenqing nggak bisa menjawab. Nai Nai datang dan menarik Ah Wei. Ia punya pertanyaan dan menyuruh Ah Wei untuk bernyanyi. 


Nai Nai merangkul Fenqing dan bertanya apa Tingen punya pacar? Fenqing bilang enggak. Nai Nai lalu menanyakan siapa yang Tingen suka? Fenqing juga nggak bisa menjawabnya. Zhen Zhen datang lalu menarik Nai Nai. 


Fenqing merasa nggak nyaman. Ia mengambil tasnya lalu keluar. Ah Wei menyusul Fenqing dan mengajaknya untuk pulang cepat. Hari ini adalah... . Fenqing teringat sesuatu. Ia pamit dan menyuruh Ah Wei untuk bersenang-senang. Ah Wei menahan Fenqing lalu menggigit tangannya. Fenqing kesakitan. Apa yang Ah Wei lakukan? Ah Wei mengatakan kalo ia hanya ingin memastikan kalo senyuman Fenqing hari ini adalah nyata. Fenqing tersenyum dan membenarkan kalo itu nyata. Ah Wei mempersilakan Fenqing untuk pergi dan melakukan apa yang ingin ia lakukan. Fenqing mengiyakan lalu pergi. 


Tingen kembali ke dapur La Mure dan minum seorang diri. Bayangan Fenqing tiba-tiba muncul dan mengatakan kalo ia pikir rasanya lebih enak. Tingen menatap Fenqing yang seolah tampak nyata. Bayangan Fenqing lalu pergi.


Tingen tampak terpukul. Tubuhnya terasa lemas. Ia merasa telah dikutuk. Ia benar-benar jatuh cinta pada Fenqing. 

Bersambung...

Komentar:
Wah Tingen benar-benar jatuh cinta pada muridnya sendiri. Sampai merasa dikutuk segala. Dia bahkan yakin kalo Fenqing bakal lulus. Tapi segitu menyakitkannyakah jatuh cinta? 

Salam
Anysti18
Comments


EmoticonEmoticon