2/15/2019

SINOPSIS Legal High Episode 1 PART 2

SINOPSIS Legal High Episode 1 BAGIAN 2


Penulis Sinopsis: Lfa
All images credit and content copyright: jTBC
Supported by: OPPA SINOPSIS
Follow TABLOID SINOPSIS on: TWITTER

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Legal High Episode 1 Part 1
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Legal High Episode 1 Part 3

Di depan gedung pengadilan masih terlihat ramai para demonstaran dan reporter yang sedang bersiap-siap untuk meliput sidang kali ini. 
Reporter 1 : “Itu belum dimulai, bukan?”
Reporter 2 : “Dia bahkan tidak akan bisa menangani kasus ini, bukan ?”
Reporter 1 : “Aku masih yakin dia bisa.”
Reporter 2 : “Kapan media segila ini?”
Reporter 1 : “10 menit lagi.”
Reporter 2 : “Ayo cepat.”


Reporter : “Itu dia. Dia datang.”
Dari sebelah kanan gedung muncul pengacara Go Tae Rim yang akan membantu tersangka dalam sidang dan dari sebelah kiri gedung juga muncul pengacara yang akan menjadi lawan Go Tae Rim. Di belakangnya terlihat beberapa rekan kerja yang akan mendampingi pengacara tersebut.
Go Tae Rim : “(Menghitung rekan kerja pengacara lawan) Satu, dua, tiga, empat, aku tidak 
bisa menghitung kalian. Sungguh latar belakang yang bagus. Modelnya jelek 
jadi, pantas saja kamu butuh interior yang berkilap untuk sesi foto. Berapa 
biaya perjamnya? Karena tahu pasti akan kalah, kamu berniat menguras uang 
klienmu? Bagus sekali. (Jari telunjuk menunjuk muka pengacara lawan) Kamu 
memang pencuri.”
Pengacara lawan : (Tertawa) “Kamu terlalu banyak bicara. Dasar burung beo. 
Teruslah bersikap angkuh selagi bisa. (Membenarkan dasi 
Go Tae Rim) Rekormu yang tidak terkalahkan itu akan berakhir hari ini.”
Go Tae Rim : “Semua selalu berjalan mulus saat aku bekerja disana. Tapi kurasa Firma 
Hukum B and G kurang beruntung. Mereka pasti kekurangan pengacara 
kompeten sampai mengutus orang kolot sepertimu untuk melawanku. 
Pokoknya, semoga berhasil.” (Memberikan flying kiss dan berlalu dari sana)
Pengacara lawan : “Bocah itu baru saja menyebutku orang kolot?” (Mencoba menahan amarah)


Hakim mengetok palu sebanyak 3 kali dan sidang berakhir dengan kemenangan Go Tae Rim dan kliennya. Pengacara lawan yakni dari Firma Hukum B and G yang tidak terima dengan putusan tersebut langsung menghampiri Go Tae Rim dan mencengkram kerah kemejanya. Sedangkan, Rekar kerja dari pengacara lawan langsung menahannya agar tidak terjadi perkelahian. 

Pengacar lawan : “Sebenarnya apa yang kamu lakukan? Klienmu bermain-main dengan makanan. Dia menjual sampah untuk mendapatkan uang. Mereka yang makan makanannya nyaris mati karena keracunan. Tahukah kamu?”

Rekan kerja : “Cukup. Tahan emosimu.”(Menarik mundur pengacara lawan agar melepaskan cengkramannya)

Go Tae Rim : (Membenarkan kerahnya) “Jika kamu keberatan dengan putusannya, bicaralah kepada hakim. Kenapa melampiaskannya padaku?.”


Pengacara lawan : “Lepaskan aku. (Menunjuk Go Tae Rim) Kamu menyuap hakim itu, bukan? Kalau tidak, bagaimana putusannya bisa terbalik?” (Mencengkram kerah Go Tae Rim lagi)

Go Tae Rim : “(Melepaskan cengkraman pengacara lawan) Tolong lepaskan aku. (bertepuk tangan) 99 persen orang yang kukalahkan menyalahkan diri sendiri karena kurang kompeten. Sebenarnya, itu sangat arogan. Karena mereka terlalu bangga mengakui kompetensi lawan. Tapi kamu malah menyalahkanku (Menunjuk dirinya sendiri). (Mengacungkan jempol) Dan itu awal yang baik.”

Pengacara lawan : (Kembali mencengkram kerah Go Tae Rim) “Apa maksudmu?”

Go tae Rim : (Menepis tangan pengacara lawan dari kerahnya) “Kini kamu harus mengontrol emosi (Menunjuk dada pengacara lawan) dan fokus (Menunjuk kepala pengacara lawan) pada energi yang mencerdaskan otakmu (telunjuk membuat lingkaran didepan wajah pengacara lawan) daripada bersikap begitu impulsif seperti ameba. Dah.” (Berlalu pergi) 

Pengacara lawan : “Ameba? (Akan mengejar Go Tae Rim tetapi ditahan rekan kerjanya) Berhenti! Hei!”

Rekan kerja : “Harap jangan lakukan ini.”


Firma Hukum B and G. Pengacara lawan dan rekan kerjanya dimarahi atasan karena kaluh dalam sidang tadi.
Atasan : (Berteriak-teriak) “Mati! Gigit saja lidah kalian dan matilah! Bahkan orang yang tidak melek hukum bisa menangani kasus ini. Tapi kalian kalah? Bisa-bisanya kalian kalah!”
Pangacara lawan : “Pak, tolong dengarkan aku. Hakim moon yang berhati dingin, yang juga dikenal sebagai manusia es, sebenarnya menangis usai mendengar argumen aneh Tae Rim.” 
Atasan : “Kamu menyebut itu alasan? Aku harus bagaimana dengan kalian? Aku bahkan tidak mau menatap kalian! Keluar sekarang juga!”
Rekan kerja pengacara lawan bergegas keluar tetapi pengacara lawan masih mencoba untuk membela diri.

Pengacara lawan : “Tapi aku sungguh tidak mengerti. Maksudku, ini bagaikan sihir. (Menjentikkan jari) Hipnotis. Dia pasti menggunakan hipnotis.”
Atasan : “Diam! Dia bilang apa kepadamu seusai sidang?”
Pengacara lawan : “Apa? Siapa?”
Atasan : “Bedebah itu bilang apa kepadamu seusai sidang?”
Pangacara lawan : “Dia bilang (Mrengingat)... ‘’Kamu membawa banyak rekan pengacara seperti sekarung permen. Kamu hanya pencuri yang mencuri uang dari para klien.’’ Dan dia juga menyebutku ameba. Dan ...”
Atasan : “Diam! Keluar! Keluar sekarang juga!”
Pengacara lawan lari terbirit-birit sambil menabrak kursi.


Atasan tersebut mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menghubungi seseorang.
Atasan : “Hei Ju Kyung. Dimana kamu?” 


Ju Kyung : “Aku akan datang setelah mengurus penyelesaian.”
Atasan : “...”
Ju Kyung : “Ya, ini permintaan pribadi Profesor Song.”
Atasan : “...”
Ju Kyung : “Baik, dah.” 


Ju Kyung : “Ada apa dengan pakaianmu? Tapi kamu tidak disini untuk keperluan informal. Omong-omong, kamu berolahraga atau semacamnya? Diopname tiga pekan sampai sembuh total .... Tidak mudah bagi wanita normal untuk menyebabkan cedera separah itu.” 


Pengacaranya Pak Yoo : “Kamu membuat keputusan yang tepat. Jika kamu membawa ini ke meja hijau, pers akan mulai menulis artikel tentang bagaimana dua pengacara saling bertengkar. Dan itu bukan hasil yang diinginkan.”
Ju Kyung : “Jika tidak setuju dengan persyaratannya, kami akan membawa ini ke meja hijau.”
Pengacaranya Pak Yoo : “Klienku terpaksa membatalkan semua acara televisinya, dan dia bahkan tidak bisa mengarjakan kasus atau mengajar. Kamu tahu sebesar apa kerugian yang dialami oleh klienku? Ini membuatnya kehilangan banyak uang.”
Ju Kyung : “Begitu rupanya. Jadi, kamu akan mengada-ada untuk mencuci tangan? Dengarkan aku. Klienmu adalah akar masalah ini!”
Pengacaranya Pak Yoo : “Meskipun begitu, ini agak berlebihan.


Pengacaranya Pak Yoo : “Maksudku, mari jujur saja. Apakah salah mengajak rekan minum?”
Ju Kyung : “Tentu saja, Aku paham maksudmu. Jika dia meninjunya karena alasan semacam itu, dia kuanggap gila. Tapi klienmu menggunakan pekerjaan sebagai alasan, memintanya ke hotel, dan mendekatinya hanya dengan memakai mantel mandi.”
Pengacaranya Pak Yoo : “Apa maksudmu? Dia tidak melakukan itu.”


Ju Kyung : “Percobaan pemerkosaan! Kamu terus menyangkal dan berpikir kami tidak bisa membuktikannya. Tapi pasti kamu tahu klienmu bisa dinyatakan bersalah dengan bukti tidak langsung. Kamu punya bukti atau saksi untuk membuktikan kamu diserang?”
Pengacaranya Pak Yoo : “Aku tidak bermaksud mengatakan bahwa klienku melakukan hal benar.”
Ju Kyung : “Sebaiknya kami pergi saja jika kamu terus bicara omong kosong. Silakan bawa ini ke meja hijau dan lawan Firma Hukum B and G jika itu maumu.


Seo Jae In berada di kamar mandi, mencoba menahan amarahnya dan teringat kembali atas apa yang telah terjadi sewaktu ia mengantarkan file merah.
Pak Yoo : “Ada apa denganmu?”


Pak Yoo : “Ayolah. kamu cukup cerdas bisa lulus ujian. Kamu sungguh berpikir aku memintamu datang ke kamar hotelku hanya karena menginginkan dokumen ini?”
Seo Jae In : “Apa?”
Pak Yoo : “Ini kamar hotel. Ini hanya tidak masuk akal. Hei, ayolah. Kita buat mudah saja. Ayolah. Mari bersenang-senang.”
Seo Jae In : “Tolong... tolong jangan lakukan ini.”
Pak Yoo : “Astaga, kenapa kamu tidak paham? Kamu sudah membaca preseden tentang ini. Dengan situasi seperti ini, sulit membuktikan bahwa kamu di bawah paksaan. Kamu sudah tahu itu. Bisa diam?”


Pak Yoo : “Astaga, kamu seperti anak-anak.”


Ju Kyung : “Mereka mau kamu tutup mulut tentang insiden ini agar tidak menuntutmu atas penyerangan. Itu persyaratan mereka. Apa yang kamu inginkan? Atau kita abaikan saja mereka dan membawa ini ke pengadilan? Kita tidak akan bisa membuktikan semua tuntutannya, tapi dia yang akan kalah jika kita benar-benar meneruskan ini.”
Seo Jae In : “Tidak. Aku akan berdamai saja.”
Ju Kyung : “Berapa kompensasi yang harus kuajukan?” 
Seo Jae In : “Aku tidak butuh kompensasi.”
Ju Kyung : “Kamu harus realistis. Dia punya banyak koneksi dalam ranah hukum. Jika dia menyimpan dendam dan menggunjingkanmu, kamu tidak akan bisa dapat pekerjaan.”
Seo Jae In : “Aku tidak peduli.”
Ju Kyung : “Hanya karena kamu membencinya, bukan berarti uang juga menjijikan. Uang tetaplah uang. Bedebah seperti dia tidak bisa memohon maaf dengan tulus. Maka itu, kamu harus terima uangnya.”
Seo Jaei In : “Ya, aku tahu. Tapi jika memberi uang, dia akan tidur dengan nyenyak. Dan aku tidak menginginkan itu. Tolong turuti aku, Nona Min.”
Ju Kyung : “Sungguh? Baiklah kalau begitu.”


Ju Kyung : “Tapi kamu sama sekali tidak bersalah. Tetaplah percaya diri dan jangan menunduk.”
Seo Jae In : “Baik, Terima kasih.”
Ju Kyung : “Omong-omong, aku sangat penasaran dengan ini. Kamu sungguh menghajar dia sendirian? Itu pujian. Kerja bagus.”
Seo Jae In : “Aku pamit, ya.”
Ju Kyung : “Baiklah.”


Ju Kyung berada di salah satu ruang kantor Firma Hukum B and G dan mendengarkan cerita dari daepyonim mengenai kekalahan sidang hari ini.
Ju Kyung : “Sudahlah, lupakan saja. Monster mesum itu memang dikenal selalu memutarbalikkan putusan pengadilan. Percaya diri saja. Kenapa kamu cemberut? Kita baru kalah sekali.”
Daepyonim : “Kamu tahu orang-orang bilang apa tentang firma hukum kita setelah monster mesum itu pergi? Mereka menyebut kita pistol tanpa peluru.”
Ju Kyung : “Itu dibuat oleh firma hukum yang gagal bersepakat dengan kita. Jangan hiraukan.”
Daepyonim : “Tidakkah kamu tahu reputasi adalah segalanya dalam hukum?”
Ju Kyung : “Tapi kamu yang melatih dia. Jadi, wajar saja kita sulit mengalahkannya.”
Daepyonim : “Tapi kasus ini sudah jelas. Kita harus menangani kasus ini. Bukti, preseden, dan karakteristik hakim yang ditunjuk sudah menguntungkan kita.”
Ju Kyung : “Omong-omong, kamu yang mengaturnya?”


Daepyonim : “Aku berusaha keras mencari kasus yang pasti bisa kita menangi meski melawan monster itu.”
Ju Kyung : “Jika orang-orang tahu kamu melakukan ini, itu akan benar-benar merusak reputasi firma hukum kita. Serta, itu akan memalukan.”
Daepyonim : “Memalukan? Kita sudah dipermalukan hari ini. Kamu tahu berapa banyak klien kita yang pergi gara-gara dia? Kita hanya perlu menang sekali. Kita hanya perlu buat dia kalah sekali saja. Dia memang didikanku, tapi kita harus tunjukkan pada dunia bahwa dia gadungan. Itu satu-satunya cara untuk bertahan.”


Pengacara yang menjadi lawan Go Tae Rim pada sidang tadi sedang menguping pembicaraan didepan pintu tiba-tiba Ju Kyung keluar dari pintu itu dan memergokinya.
Ju Kyung : “Astaga.”
Pengacara : “Apa?”
Ju Kyung : “Ada apa denganmu? Kamu sungguh harus hidup dengan lebih percaya diri.” (berlalu pergi)


Pengacara : “Itu yang sedang kuusahakan. Dia selalu sok tahu. Lihat saja. Aku akan mengalahkan moster mesum itu. Aku harus mengalahkannya dan menjadi pahlawan sejati yang menyelamatkan B and G”


Mengeluarkan ponsel dan menelpon seseorang. “hal yang pernah kubahas waktu itu. Ayo kita mulai.”


Ju Kyung : “Profesor, anda tidak perlu datang jauh-jauh kemari.”
Profesor : “Terima kasih atas semua bantuanmu. Dia telepon untuk berterima kasih.”
Ju Kyung : “Aku tidak melakukan apa pun. Melihat anda berlaku berbeda kepadanya, anda pasti sangat menyayangi murid anda yang ini. Aku agak cemburu.”
Profesor : “Bukan seperti itu. Aku hanya sedikit mencemaskan dia. Bagaimana cara mengatakannya, ya? Tidak seperti pemuda pada umumnya, dia agak kaku. Mungkin bisa dibilang terlalu jujur?”
Ju Kyung : “Benar sekali. Tapi itu membuatku makin menyayangi dia.”
Profesor : “Masa? Aku tahu kamu sibuk. Aku sebaiknya pamit. Terima kasih atas segalanya.”


Profesor : “Aku memakai syal ini, jadi ini bukan suap. Itu pas denganmu.
Ju Kyung : “Akan kuantar pulang.”
Profesor : “Aku tinggal di dekat stasiun metro. Dan bekerja memang menyenangkan, tapi kamu harus bertemu dengan pria yang baik, bukan?”
Ju Kyung : “Hati-hati di perjalanan, profesor.”
Profesor : “Dah.”

Penulis Sinopsis: Elfa
All images credit and content copyright: jTBC
Supported by: OPPA SINOPSIS
Follow TABLOID SINOPSIS on: TWITTER

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Legal High Episode 1 Part 1
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Legal High Episode 1 Part 3

Comments


EmoticonEmoticon