2/15/2019

SINOPSIS Legal High Episode 1 PART 3

SINOPSIS Legal High Episode 1 BAGIAN 3


Penulis Sinopsis: Lfa
All images credit and content copyright: jTBC
Supported by: OPPA SINOPSIS
Follow TABLOID SINOPSIS on: TWITTER

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Legal High Episode 1 Part 2
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Legal High Episode 1 Part 4

Seo Jae In berada di kantor untuk membereskan mejanya karena ia sudah tidak akan bekerja di situ lagi. Handphone Seo Jae In bergetar menampilkan layar yang bertuliskan bibi. Kemudian ia mengangkat panggilan itu.
Seo Jae In : “Hai, Bibi.”
Bibi : “Hai, Pengacara Seo. Apa kabar?”
Seo Jae In : “Bibi minum miras lagi?”
Bibi : “Bibi minum miras karena sedang bergembira hari ini. Hei, kalian! Bisa pelankan suaranya? Aku sedang menelepon kantor Pengacara Yoo Myung Seok (Menegur beberapa pelanggan yang ada di kedainya). (Kembali berbicara dengan Seo Jae In di telpon) Hari ini, beberapa bedebah yang mengaku sebagai CEO dan atasan sebuah perusahaan datang dan mencoba memerintah bibi. Jadi, bibi menceritakanmu kepada mereka. Bibi bilang, "Keponakanku pengacara, dan dia bekerja dengan Pengacara Yoo Myung Seok, pengacara yang sangat dihormati."”
Seo Jae In : “Sungguh?”
Bibi : “Kamu memang keponakanku, tapi bibi bangga padamu, Pengacara Seo Jae In.”
Seo Jae In : “Ya.”


Bibi : “Bibi menyayangimu. Sering-sering telepon bibi, Nak. Kamu pasti sibuk, tapi jenguklah bibimu. Nanti bibi lupa wajahmu. “
Seo Jae In : (Mencoba menahan air mata ) “Baiklah, Bibi.”
Bibi : “Ceritakan bibi kepada Pengacara Yoo. Bibi akan makin senang jika kamu mengajak dia saat datang. Nanti kita sambung lagi, ya.”
Seo Jae In : “Dah.”
Bibi : “Bibi selalu menyemangatimu.”


 Seo Jae In hendak berlatih tinju tetapi ia kembali teringat kejadian di kamar hotel Pak Yoo.
Pak Yoo : “Astaga, ada apa lagi? Hei, apa ini?(Menunjuk kepalan tangan Seo Jae In) Kamu akan meninjuku dengan tangan ini atau bagaimana? Kamu mau meninjuku? Di mana? (Menunjuk mukanya sendiri) Di sini?
Seo Jae In : “Jaga jarak, satu, dua. Jaga jarak dan...” (Mengingat apa yang telah diajarkan pelatih tinjunya) 


Pak Yoo : “Astaga. Ya ampun. Kamu manis sekali. Kemarilah (Akan memeluk Seo Jae In). Astaga!
Seo Jae In : “Menjauh dariku!” (Menendang dan mendorong Pak Yoo)


Seo Jae In hendak bergegas pergi. “Hei, Seo Jae In! Berhenti.” Kata Pak Yoo. Seo Jae In menghentikan langkahnya. 
Pak Yoo : “Astaga, kepalaku. Hei, pikirmu aku akan tinggal diam?Ini penyerangan!”
Seo Jae In : “Penyerangan apanya? Dasar bedebah.” (Melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti)
Pak Yoo : “Hei, tunggu. Seo Jae In!”


Kembali ke Seo Jae yang akan berlatih tinju. “Jangan terintimidasi. Percaya dirilah. Jangan ditahan, Bodoh!” kata Seo Jae In.


Pelatihnya datang dan melihat Seo Jae In meninju samsak berulang kali. Kemudian, ia memutuskan untuk menghampirinya. 
Seo Jae In : “Kini aku bisa meninju orang.”
Pelatih : “Katamu itu akan menyebabkan perkara hukum.”
Seo Jae In : “Aku tidak lagi peduli dengan semua itu.”
Pelatih : “Pasti ada yang membuatmu sangat marah. Jadi, siapa yang akan menjadi samsakmu?”
Seo Jae In : “Aku. Pengecut yang tidak bisa melakukan apa pun dengan benar dan selalu bersabar menghadapi segala hal. Mulai hari ini, aku tidak akan bersabar lagi.”


Selesai latuhan Seo Jae In membuka loker yang ada di ruang ganti. Lalu handphonenya bergetar menampilkan nama Pengacara Min Ju Kyung. Dan ia mengangkat panggilan tersebut. “Ya, Nona Min. Apa?” kata Seo Jae In.


Seo Jae In melamar pekerjaan di Firma Hukum B and G. Belajar dan berusaha semaksimal mungkin.


Go Tae Rim berpura-pura memainkan biola untuk dipersembahkan kepada seorang wanita china yang sedang melakukan vidcall dengannya
Go Tae Rim : “Kamu menyukai hadiahku?”
Wanita  : “Aku sangat menyukainya. Terima kasih.”
Go Tae Rim : “Aku berlatih sangat keras, hanya demi kamu (Berbohong). Sambil menantikan hari kita berjumpa dengan sepenuh hati.”
Wanita : “Maafkan aku, Tae Rim. Kurasa aku tidak bisa datang ke Korea.”
Go Tae Rim : “Apa? Kenapa?”
Wanita : “Ayahku memaksaku untuk menikahi seseorang. Dia putra nomor dua CEO Shanghai Group. Aku terpaksa. Maafkan aku, Tae Rim. Lupakan aku dan lanjutkan hidupmu.”
Go Tae Rim : “Tidak. Kenapa memintaku melupakanmu? Bagaimana dengan cinta kita?” (Berpura-pura memasang wajah sedih)
Wanita : ”Aku sungguh meminta maaf.” (mematikan vidcall)


Go Tae Rim : “Apa? Apa artinya Wangmin Group tidak akan membuka cabang di Korea? Kita tidak akan menjadi penasihat hukum mereka?
Sekretaris : :Sepertinya rencana kita gagal. Shanghai Group sudah memiliki firma hukum Korea sendiri. Anda baik-baik saja, Pak?”


Go Tae Rim : “Aku keliru memilih target.” (mengeluarkan selembar foto dari saku celananya)
Sekretaris : (Mendekat dan melihat foto itu) “Dia putri semata wayang Pimpinan Wang. Dia wakil pimpinan Wangmin Group, Wang Xin Yuan. Dia menetap di Korea untuk sekarang ini.”


Go Tae Rim : “Wang Xin Yuan, Cintaku. Tunggu aku.”


Go Tae Rim menunggu di lobi sebuah gedung perusahaan sambil mengamati foto yang akan menjadi targetnya. Kemudian ia menelpon sekretarisnya.
Go Tae Rim : “Belum?”
Sekretaris : “Dia masih mengikuti rapat.”


Sekretaris : “Dia baru saja keluar dari ruang rapat. Pergilah ke Grand Hall di lantai 20. Semoga berhasil, Pak.”
Go Tae Rim : “Terima kasih.”


Go Tae Rim menutup telfonnya dan berdiri. “Aku bisa merasakan semua uang di Tiongkok menyerbuku bagaikan pasir kuning dan debu halus. Aku Pengacara Ko Tae Rim. Aku ingin mengambil peran penting untuk menjamin kesuksesan Wangmin Group. Bagus.” Kata Go Tae Rim. Kemudian berlalu dari sana.


Pintu lift yang dinaiki Go Tae Rim akan menutup tetapi ditahan oleh tangan . kemudian, Go tae Rim dibawa oleh pria berhelm ke sebuah ruangan yang tidak terpakai. “Apa-apaan ini? Jangan mendekat. Tunggu! Begini, aku ada janji temu penting. Bisa bicara nanti? Setidaknya, aku mau tahu alasannya. Mari bicara. Haruskah kita lakukan ini? Kita memiliki bahasa yang indah. Apa maumu? Uang? Dendam apa? Aku membuat kesal banyak orang. Biarkan aku berpikir. Yang itu? Kasus penyerangan? Uang damainya...” kata Go Tae Rim.


Pria berhelm akan menendangnya tetapi Go Tae Rim malah berakting seperti tertendang duluan. “Aduh. Itu sebabnya kita harus bicara. Kata-kata, bahasa, dan komunikasi. Kamu tidak paham itu? Tunggu. (mengeluarkan handphone) Sepertinya aku ingat. Kasus penyerangan seksual? Kamu kakak atau pacar korban.” Ucap Go Tae Rim.


“ Jangan mendekat. Aku sudah merekammu. Aku akan melaporkanmu. Aku merekammu. Ini barang bukti. Kamu dalam masalah besar. Penyerangan serius, penculikan, dan percobaan pembunuhan. Hukumanmu adalah...” Go Tae Rim mendekat dan membenturkan kepalanya ke pria berhelm kemudian ia terpental dan hpnya terjatuh).


Go Tae Rim : “Ada masalah apa? Kenapa kamu...


Go Tae Rim : “Pak.”
Sekretaris : “Pada suatu hari, di Brasil, aku sempat berlatih jujitsu.”
Go Tae Rim : “Kamu menggunakan tonggak di sana?”
Sekretaris : “Saat itu situasi berbahaya.”


Pria berhelm kabur dan Sekretaris Go Tae Rim mengejarnya. “Hei, Bedebah!” teriaknya.


Go Tae Rim menyuruh seseorang mencari tahu identitas pria berhelm. 
Go  Tae Rim : “Kamu belum menemukan dia?”

Pelacak pria berhelm : “Aku sudah menemukannya. Lihatlah ini. Kamu lihat helm ini? (Menunjuk gambar di laptopnya) Selain helm itu, jika kita lihat pada lengannya, ada sebuah bintang merah. Aku membuntutinya sejauh dua blok, tapi dia menghilang setelah itu. Artinya, dia masuk ke dalam gang.”
Go Tae Rim : “Jadi, dia menghilang? Wajah, rusuk ketujuh, lengan, bahu, dan pergelangan tangan kananku hancur. Serta, dia menyisakan trauma yang tidak akan bisa disembuhkan pada pikiranku yang paling agung.

Pelacak pria berhelm : “Aku akan mencarinya. Mungkin akan butuh waktu.”
Go Tae Rim : “Aku akan membuat siapa pun orang ini sadar bahwa bermain-main denganku lebih buruk daripada dibakar dengan obor di suhu 1.300 derajat celsius.Begitu menemukanmu, aku akan membalasmu 10 juta kali lipat.


Hujan mengguyur pada malam itu. Sebuah mobil berhenti di depan rumah yang gelap kemudian turunlah seorang bapak dari mobil tersebut dan masuk ke halaman rumahnya. Ia dikejutkan oleh seorang pria namun pria itu tiba-tiba menghilang. Bapak itu masuk ke rumahnya dan menekan saklar lampu tetapi lampu tetap tidak menyala. “Sial.” Ucapnya. Ia pun berbalik dan dikejutkan oleh pria yang tadi ada di halaman rumahnya. Pria itu mendekat dan terlihat membawa pisau dapur. “Siapa kamu?” kata si bapak. Namun pria tersebut langsung menusukkan pisau dapurnya berkali-kali ke perut si bapak.

Penulis Sinopsis: Elfa
All images credit and content copyright: jTBC
Supported by: OPPA SINOPSIS
Follow TABLOID SINOPSIS on: TWITTER

EPISODE SEBELUMNYA || SINOPSIS Legal High Episode 1 Part 2
EPISODE SELANJUTNYA || SINOPSIS Legal High Episode 1 Part 4

Comments


EmoticonEmoticon